Home »
Pengetahuan
» Awas, Jangan Kebanyakan Makan Kerang
Awas, Jangan Kebanyakan Makan Kerang
Written By Unknown on 3/14/2012 | 21.18.00
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Kerang adalah salah satu komoditi utama sea food yang akrab
di masyarakat. Namun, masyarakat yang gemar sea food yang satu ini
diminta untuk waspada, mengingat sifat kerang selama hidupnya yang
disebut Oseanografi LIPI, seperti penyedot debu.
Oseanografi LIPI
menyebut, tidak seperti ikan yang aktif berenang, kerang cenderung
statis. "Kerang itu seperti penyedot debu. Dia akan menghisap apa saja
yang didekatnya, termasuk logam berat. Di dalam tubuh kerang, logam
tersebut dimanipulasi kerang," kata Kepala Oseanografi LIPI, Zainal
Arifin.
Zainal menambahkan, "Kerang tidak menderita efek apapun,
namun tidak demikian dengan manusia. Penumpukan logam berat akan
membahayakan kesehatan."
Selain itu, sambung Zainal, kerang juga
menjadi bioindikator untuk kualitas air. Banyaknya kerang
mengindikasikan kualitas air patut dipertanyakan. Hal ini dikarenakan
nutrisi untuk hidup kerang meliputi nitrogen dan fosfat berlimpah. Kedua
zat tersebut berasal dari limbah rumah tangga yang air.
Kerang
telah menjadi sandaran hidup para nelayan. Pencemaran menyebabkan hasil
tangkapan semakin minim dan beralih pada budidaya kerang. Pada 2003
tercatat ada 3.410 keramba bambu (bagan). Kapasitas produksi per hari
adalah 120 sampai 175 ton.
Label:
Pengetahuan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !